28 April 2008

Berita Konspiratif = Takhayul Modern

Cerita-cerita di film atau buku detektif pasti ngga seru kalo ngga ada konspirasi sang penjahat yang bisa diungkap oleh sang jagoan. Semakin canggih itu konspirasi semakin dianggap "berbobot" itu berita. Jadi jangan heran, kalau berita bertema konspiratif di milis/internet yang "underground" (media tak berbentuk) laku laris manis, terlihat suka relanya anggota milis menyebarkan berita konspiratif itu.

Kenapa berita konspiratif itu laku?
Mudah saja jawabnya, karena pasar menyukainya. Rasa ingin tahu yang sangat besar kadang tidak cukup memperolehnya dari berita simple "apa adanya" yang disajikan media biasa. Maka untuk menghilangkan kehausan akan rasa ingin tahu itu, dicarilah berita konspiratif yang dianggap itulah "sesungguhnya" berita.

Terus terang, saya adalah penikmat berita konspiratif, saat kecil mengagumi Lima Sekawan dan Trio Detektif yang bisa memecahkan kasus-kasus kejahatan. Menanjak dewasa, mulai membaca konspirasi kejahatan & pembunuhan lebih berat, Agatha Christie, dengan sang jagoan Hercules Poirot.

Era 97-an, menjelang kejatuhan Soeharto, saya ikut gerakan Islam yang selalu memperoleh berita panas "konspiratif" via internet/milis. Jujur pada saat itu saya menganggap berita via internet itu lebih valid dibanding media yang ada. Satu per satu berita "underground" itu menjadi fakta dan pembenaran bagi saya dan gerakan Islam untuk melakukan aksi. Pamswakarsa sebagai contohnya adalah korban dari pemberitaan adanya konspirasi gerakan kristen merebut kepemimpinan Islam yang diwakili Habibie. Anak-anak muda dari berbagai daerah yang lugu mati konyol (beberapa Ustadz bilang mati syahid) karena heroisme yang dikobarkan karena berita konyol itu. Bahkan gerakan Azhari dan Nurdin M. Top pun melakukan doktrinisasi melalui berita-berita Internet.


Dan terus terang saya juga adalah penyebar dan penulis berita konspiratif pada saat itu -Astagfirullah- sebagai alat perjuangan dan propaganda. Pola-polanya sampai sekarang kalau diamati tidak ada perubahan. Biasanya tema yang diangkat adalah umat Islam yang menjadi korban. Karena "korban" dalam tema-tema cerita Indonesia selalu akan membangun simpati. Berita konspiratif selalu diawali oleh fakta terlebih dahulu sebagai pembenaran. Barulah sedikit demi sedikit dimasukan fiksi satu dengan fiksi lainnya. Dan jangan lupa dibumbui logika sains, sejarah, agama, sampe potret demografis supaya logis dan masuk akal.

Lucunya, sampai sekarang sang penyebar berita konspiratif itu selalu bisa mengungkap kejadian-kejadian aksi Yahudi/Nashrani, tapi ngga pernah bisa sampai sekarang mencegah, apa lagi menyerang balik. Konspirasi AS dan Yahudi dibalik bom bali, sampe bom nuklir pra Tsunami Aceh. Cerita fiktif pun, kalo jagoan cuma bisa ngungkapin strategi musuh tapi perang kalah melulu, kayaknya ngga logis juga. Tokoh ikhwanul Muslimin pernah menulis buku Jahiliyah Modern saat melihat fenomena umat Islam yang terasuki duniawi. Menganalogi berhala latta & uzza dengan berhala jaman modern berupa Harta, Tahta, dan Wanita.

Saya coba menyamakan pemberitaan konspiratif yang selalu memfaktakan umat Islam sebagai korban konspiratif AS dan Yahudi sebagai takhayul modern. Bukan berarti, agresi dan propaganda AS Yahudi di dunia Islam tidak ada. Tetap, kejahatan AS di Irak dan Israel di Palestina tetap harus dilawan, tetapi tidak dengan membodohi umat. Musuh harus dijelaskan secara definitif, faktual, dan terbuktikan. Dengan itu kita telah bersikap ADIL kepada musuh sekalipun. Ingat ketika Ali ra. Saat perang diludahi musuh, maka Ali tidak jadi membunuhnya. Karena khawatir membunuhnya karena benci/dendam pribadi bukan karena musuh telah menghinakan Allah.

Kenapa saya menganalogikan pemberitaan konspiratif dengan takhayul, ada beberapa kesamaan yang bisa kita diskusikan:
  1. Secara definitif sama, kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap ada tapi sesuangguhnya itu tak ada (KBBI).
  2. Menyebar dari mulut ke mulut (milis ke milis) tapi tidak pernah ada penelitian ilmiah tentang takhayul itu.
  3. Bedanya takhayul tradisional penjahatnya = kuntilanak atau gendoruwo, kalau takhayul modern itu Yahudi/Nasharani.
Jangan bodohi umat dengan berita konspiratif. Cerdaskan Umat untuk bisa berpikir. Bahayanya, kalau yang membaca itu masih muda dan lugu, terus tidak berpikir panjang, kekonyolan mati sia-sia atas nama jihad pun bisa saja terjadi.


1 comment:

Anonymous said...

Sekali lagi hanya ALLAH yang tahu pasti. Jangan pernah termakan oleh isu/berita yang tidak jelas. tapi yang paling penting jangan pernah menganggap semua isu/berita tidak benar 100%.Karena diantara tema Konspiratif tersebut tidak semuanya salah.Klo anda mengikuti sejarah Negara KEKHALIFAHAN turky yang sekarang menjadi negara SEKULER.saat itu semua orang Turky TERTAWA bila mendengar teori konspirasi,bahwa CALON pemimpin mereka saat itu MUSTAFA KEMAL adalah agen EROPA yang ditugaskan untuk meruntuhkan ajaran ISLAM di Turky.Sampai ketika MUSTAFA KEMAL benar benar menjadi pemimpin TURKY,barulah MUSTAFA KEMAL menjalankan misi YAHUDI nya yaitu membuat Turky menjadi negara SEKULER,saat itu sistem pemerintahan yang Kekhalifahan ISLAM diganti oleh sistem LIBERAL EROPA,dan semua orang dilarang memakai Jilbab dan Peci.BaruLah semua muslim disana MENANGIS dan menyadari bahwa "TEORI KONSPIRASI" yang di ungkapkan sebagian orang di TURKY sebelum MUSTAFA KEMAL berkuasa ,benar adanya.

Sebagai umat muslim kita harus menelaah semua berita yang masuk ke kuping kita,TAPI JANGAN MENGANGGAP SEMUA BERITA KONSPIRATIF ITU SALAH DAN HANYA KHAYALAN SAJA.....ITU SUDAH TERBUKTI DI TURKY DAN SEKARANG ANDA LIHAT TURKY SUDAH SEPERTI NEGARA EROPA,,PADAHAL SEBELUMNYA TURKY MASIH MENJALANKAN NEGARA DENGAN BERAZASKAN ISLAM. UNTUK TAHU LEBIH JAUH TENTANG SEJARAH TURKY SILAKAN BROWSING SENDIRI DI MBAH GOOGLE. WASSALAM